Nilai Normal Hasil Laboratorium
Source: http://infolaboratoriumkesehatan.wordpress.com/category/laboratorium-kesehatan/
HB (HEMOGLOBIN)
Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan
bertugas untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada
darah ditentukan oleh kadar Hemoglobin.
Nilai normal Hb :
Wanita |
12-16 gr/dL |
Pria |
14-18 gr/dL |
Anak |
10-16 gr/dL |
Bayi baru lahir |
12-24gr/dL |
Penurunan Hb terjadi pada penderita: anemia penyakit ginjal, dan
pemberian cairan intra-vena (misalnya infus) yang berlebihan. Selain itu
dapat pula disebabkan oleh obat-obatan tertentu seperti antibiotika,
aspirin, antineoplastik (obat kanker), indometasin (obat antiradang).
Peningkatan Hb terjadi pada pasien dehidrasi, penyakit paru
obstruktif menahun (COPD), gagal jantung kongestif, dan luka bakar. Obat
yang dapat meningkatkan Hb yaitu metildopa (salah satu jenis obat
darah tinggi) dan gentamicin (Obat untuk infeksi pada kulit
TROMBOSIT (PLATELET)
Trombosit adalah komponen sel darah yang berfungsi dalam proses menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan.
Penurunan sampai di bawah 100.000 permikroliter (Mel) berpotensi
terjadi perdarahan dan hambatan perm- bekuan darah. Jumlah normal pada
tubuh manusia adalah 200.000-400.ooo/Mel darah. Biasanya dikaitkan
dengan penyakit demam berdarah.
HEMATOKRIT (HMT)
Hematokrit menunjukkan persentase zat padat (kadar sel darah merah,
dan Iain-Iain) dengan jumlah cairan darah. Semakin tinggi persentase HMT
berarti konsentrasi darah makin kental. Hal ini terjadi karena adanya
perembesan (kebocoran) cairan ke luar dari pembuluh darah sementara
jumlah zat padat tetap, maka darah menjadi lebih kental.Diagnosa DBD
(Demam Berdarah Dengue) diperkuat dengan nilai HMT > 20 %.
Nilai normal HMT :
Anak |
33 -38% |
Pria dewasa |
40 – 48 % |
Wanita dewasa |
37 – 43 % |
Penurunan HMT terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah
akut (kehilangan darah secara mendadak, misal pada kecelakaan), anemia,
leukemia, gagalginjal kronik, mainutrisi, kekurangan vitamin B dan C,
kehamilan, ulkuspeptikum (penyakit tukak lambung).
Peningkatan HMT terjadi pada dehidrasi, diare berat,eklampsia
(komplikasi pada kehamilan), efek pembedahan, dan luka bakar, dan
Iain-Iain.
LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)
Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan
hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit
infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Nilai normal :
Bayi baru lahir |
9000 -30.000 /mm3 |
Bayi/anak |
9000 – 12.000/mm3 |
Dewasa |
4000-10.000/mm3 |
Peningkatan jumlah leukosit (disebut Leukositosis) menunjukkan adanya
proses infeksi atau radang akut,misalnya pneumonia (radang paru-paru),
meningitis (radang selaput otak), apendiksitis (radang usus buntu),
tuberculosis, tonsilitis, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat
disebabkan oleh obat-obatan misalnya aspirin, prokainamid, alopurinol,
antibiotika terutama ampicilin, eritromycin, kanamycin, streptomycin,
dan Iain-Iain.
Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada
infeksi tertentu terutama virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain.
Selain itu juga dapat disebabkan obat-obatan, terutama asetaminofen
(parasetamol),kemoterapi kanker, antidiabetika oral, antibiotika
(penicillin, cephalosporin, kloramfenikol), sulfonamide (obat anti
infeksi terutama yang disebabkan oleh bakter).
Hitung Jenis Leukosit (Diferential Count)
Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada
dalam darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh
jumlah leukosit.
Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian
dan proses penyakit dalam tubuh, terutama penyakit infeksi. Tipe
leukosit yang dihitung ada 5 yaitu neutrofil, eosinofil, basofil,
monosit, dan limfosit. Salah satu jenis leukosit yang cukup besar, yaitu
2x besarnya eritrosit (se! darah merah), dan mampu bergerak aktif dalam
pembuluh darah maupun di luar pembuluh darah. Neutrofil paling cepat
bereaksi terhadap radang dan luka dibanding leukosit yang lain dan
merupakan pertahanan selama fase infeksi akut.
Peningkatan jumlah neutrofil biasanya pada kasus infeksi akut,
radang, kerusakan jaringan, apendiksitis akut (radang usus buntu), dan
Iain-Iain.
Penurunan jumlah neutrofil terdapat pada infeksi virus, leukemia, anemia defisiensi besi, dan Iain-Iain.
EOSINOFIL
Eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibatdalam
alergi dan infeksi (terutama parasit) dalam tubuh, dan jumlahnya 1 – 2%
dari seluruh jumlah leukosit. Nilai normal dalam tubuh: 1 – 4%
Peningkatan eosinofil terdapat pada kejadian alergi, infeksi parasit,
kankertulang, otak, testis, dan ovarium. Penurunan eosinofil terdapat
pada kejadian shock, stres, dan luka bakar.
BASOFIL
Basofil adalah salah satu jenis leukosit yang jumlahnya 0,5 -1% dari
seluruh jumlah leukosit, dan terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang
seperti asma, alergi kulit, dan lain-lain.Nilai normal dalam tubuh: o
-1%
Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi(radang), leukemia, dan fase penyembuhan infeksi.
Penurunan basofil terjadi pada penderita stres, reaksi hipersensitivitas (alergi), dan kehamilan
LIMPOSIT
Salah satu leukosit yang berperan dalam proses kekebalan dan pembentukan antibodi. Nilai normal: 20 – 35% dari seluruh leukosit.
Peningkatan limposit terdapat pada leukemia limpositik, infeksi virus, infeksi kronik, dan Iain-Iain.
Penurunan limposit terjadi pada penderita kanker, anemia aplastik, gagal ginjal, dan Iain-Iain.
MONOSIT
Monosit merupakan salah satu leukosit yang berinti besar dengan
ukuran 2x lebih besar dari eritrosit sel darah merah), terbesar dalam
sirkulasi darah dan diproduksi di jaringan limpatik. Nilai normal dalam
tubuh: 2 – 8% dari jumlah seluruh leukosit.
Peningkatan monosit terdapat pada infeksi virus,parasit (misalnya cacing), kanker, dan Iain-Iain.
Penurunan monosit terdapat pada leukemia limposit dan anemia aplastik.
ERITROSIT
Sel darah merah atau eritrosit berasal dari Bahasa Yunani yaitu
erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung. Eritrosit adalah
jenis se) darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke
jaringan tubuh. Sel darah merah aktif selama 120 hari sebelum akhirnya
dihancurkan. Pada orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki
kadar oksigen rendah maka cenderung memiliki sel darah merah lebih
banyak.
Nilai normal eritrosit :
Pria |
4,6 – 6,2 jt/mm3 |
Wanita |
4,2 – 5,4 jt/mm3 |
MASA PERDARAHAN
Pemeriksaan masa perdarahan ini ditujukan pada kadar trombosit,
dilakukan dengan adanya indikasi (tanda-tanda) riwayat mudahnya
perdarahan dalam keiuarga.
Nilai normal :
dengan Metode Ivy |
3-7 menit |
dengan Metode Duke |
1-3 menit |
Waktu perdarahan memanjang terjadi pada penderita trombositopeni
(rendahnya kadar trombosit hingga 50.000 mg/dl), ketidaknormalan fungsi
trombosit, ketidaknormalan pembuluh darah, penyakit hati tingkat berat,
anemia aplastik, kekurangan faktor pembekuan darah, dan leukemia. Selain
itu perpanjangan waktu perdarahan juga dapat disebabkan oleh obat
misalnya salisilat (obat kulit untuk anti jamur), obat antikoagulan
warfarin (anti penggumpalan darah), dextran, dan Iain-Iain.
Masa Pembekuan
Merupakan pemeriksaan untuk melihat berapa lama diperlukan waktu
untuk proses pembekuan darah. Hal ini untuk memonitor penggunaan
antikoagulan oral (obat-obatan anti pembekuan darah). Jika masa
pembekuan >2,5 kali nilai normal, maka potensial terjadi
perdarahan.Normalnya darah membeku dalam 4 – 8 menit (Metode Lee White).
Penurunan masa pembekuan terjadi pada penyakit infark miokard
(serangan jantung), emboli pulmonal (penyakit paru-paru), penggunaan pil
KB, vitamin K, digitalis (obat jantung), diuretik (obat yang berfungsi
mengeluarkan air, misal jika ada pembengkakan).
Perpanjangan masa pembekuan terjadi pada penderita penyakit hati,
kekurangan faktor pembekuan darah, leukemia, gagal jantung kongestif.
LAJU ENDAP DARAH (LED)
LED untuk mengukur kecepatan endap eritrosit (sel darah merah) dan
menggambarkan komposisi plasma serta perbandingannya antara eritrosit
(sel darah merah) dan plasma. LED dapat digunakan sebagai sarana
pemantauan keberhasilan terapi, perjalanan penyakit, terutama pada
penyakit kronis seperti Arthritis Rheumatoid (rematik), dan TBC.
Peningkatan LED terjadi pada infeksi akut lokal atau sistemik
(menyeluruh), trauma, kehamilan trimester II dan III, infeksi kronis,
kanker, operasi, luka bakar.Penurunan LED terjadi pada gagal jantung
kongestif, anemia sel sabit, kekurangan faktor pembekuan, dan angina
pektoris (serangan jantung).Selain itu penurunan LED juga dapat
disebabkan oleh penggunaan obat seperti aspirin, kortison, quinine,
etambutol.
G6PD (GLUKOSA 6 PHOSFAT DEHIDROGENASE)
Merupakan pemeriksaan sejenis enzim dalam sel darah merah untuk
melihat kerentanan seseorang terhadap anemia hemolitika. Kekurangan G6PD
merupakan kelainan genetik terkait gen X yang dibawa kromosom wanita.
Nilai normal dalam darah yaitu G6PD negatif
Penurunan G6PD terdapat pada anemia hemolitik, infeksi bakteri, infeksi virus, diabetes asidosis.
Peningkatan G6PD dapat juga terjadi karena obat-obatan seperti aspirin, asam askorbat (vitamin C) vitamin K, asetanilid.
BMP (BONE MARROW PUNCTION)
Pemeriksaan mikroskopis sumsum tulang untuk menilai sifat dan
aktivitas hemopoetiknya (pembentukan sel darah). Pemeriksaan ini
biasanya dilakukan pada penderita yang dicurigai menderita leukemia.
Nilai normal rasio M-E (myeloid-eritrosit) atau perbandingan antara
leukosit berinti dengan eritrosit berinti yaitu 3 :1 atau 4 :1
HEMOSIDERIN/FERITIN
Hemosiderin adalah cadangan zat besi dalam tubuh yang diperlukan
untuk pembentukan hemoglobin. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui
ada tidaknya kekurangan zat besi dalam tubuh yang mengarah ke risiko
menderita anemia.
PEMERIKSAAN ALKOHOL DALAM PLASMA
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya intoksikasi alkohol (keracunan
alkohol) dan dilakukan untuk kepentingan medis dan hukum. Peningkatan
alkohol darah melebihi 100 mg/dl tergolong dalam intoksikasi alkohol
sedang berat dan dapat terjadi pada peminum alkohol kronis, sirosis
hati, malnutrisi, kekurangan asam folat, pankreatitis akut (radang
pankreas), gastritis (radang lambung), dan hipo-glikemia (rendahnya
kadar gula dalam darah).
PEMERIKSAAN TOLERANSI LAKTOSA
Laktosa adalah gula sakarida yang banyak ditemukan dalam produk susu
dan olahannya. Laktosa oleh enzim usus akan diubah menjadi glukosa dan
galaktosa. Penumpukan laktosa dalam usus dapat terjadi karena kekurangan
enzim laktase, sehingga menimbulkan diare, kejang abdomen (kejang
perut), dan flatus (kentut) terus-menerus, hal ini disebut intoleransi
laktosa. dalam jumlah besar kemudian diperiksa kadar gula darah .
Apabila nilai glukosa darah sewaktu >20 mg/dl dari nilai gula darah
puasa berarti laktosa diubah menjadi glukosa atau toleransi laktosa, dan
apabila glukosa sewaktu <20 mg/dl dari kadar gula darah puasa,
berarti terjadi intoleransi glukosa. Sebaiknya menghindari konsumsi
produk susu. Hal ini dapat diatasi dengan sedikit demi sedikit
membiasakan konsumsi produk susu.
Nilai normal :
dalam plasma |
< 0,5 mg/dl |
dalam urin |
12-40 mg/dl |
LDH (LAKTAT DEHIDROGENASE)
Merupakan salah satu enzim yang melepas hidrogen, dan tersebar luas
pada jaringan terutama ginjal, rangka, hati, dan otot jantung.
Peningkatan LDH menandakan adanya kerusakan jaringan. LDH akan
meningkat sampai puncaknya 24-48 jam setelah infark miokard (serangan
jantung) dan tetap normal 1-3 minggu kemudian. Nilai normal: 80 – 240
U/L
SGoT (Serum Glutamik Oksoloasetik
Transaminase)
Merupakan enzim transaminase, yang berada pada serum dan jaringan
terutama hati dan jantung. Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum
menunjukkan adanya kerusakan pada jaringan jantung dan hati.
Nilai normal :
Pria |
s.d.37 U/L |
Wanita |
s.d. 31 U/L |
Pemeriksan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya intoleransi laktosa dengan cara memberi minum laktosa
Peningkatan SGOT <3x normal = terjadi karena radang otot jantung, sirosis hepatis, infark paru, dan Iain-lain.
Peningkatan SGOT 3-5X normal = terjadi karena sumbatan saluran empedu, gagal jantung kongestif, tumor hati, dan Iain-lain.
Peningkatan SGOT >5x normal = kerusakan sei-sel hati, infark
miokard (serangan jantung), pankreatitis akut (radang pankreas), dan
Iain-lain.
SGPT (Serum Glutamik Pyruvik Transaminase)
Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam
jaringan tubuh terutama hati. Peningkatan dalam serum darah menunjukkan
adanya trauma atau kerusakan hati.
Nilai normal :
Pria |
sampai dengan 42 U/L |
Wanita |
sampai dengan 32 U/L |
Peningkatan >20x normal terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis.
Peningkatan 3 – 10x normal terjadi pada infeksi mond nuklear, hepatitis kronik aktif, infark miokard (serangan jantung).
Peningkatan 1 – 3X normal terjadi pada pankreatitis, sirosis empedu.
ASAM URAT
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin (bagian penting
dari asam nukleat pada DNA dan RNA).Purin terdapat dalam makanan antara
lain: daging, jeroan, kacang-kacangan, ragi, melinjo dan hasil
olahannya. Pergantian purin dalam tubuh berlangsung terus-menerus dan
menghasilkan banyak asam urat walaupun tidak ada input makanan yang
mengandung asam urat.
Asam urat sebagian besar diproduksi di hati dan diangkut ke ginjal.
Asupan purin normal melalui makanan akan menghasilkan 0,5 -1 gr/hari.
Peningkatan asam urat dalam serum dan urin bergantung pada fungsi
ginjal, metabolisme purin, serta asupan dari makanan. Asam urat dalam
urin akan membentuk kristal/batu dalam saluran kencing. Beberapa
individu dengan kadar asam urat >8mg/dl sudah ada keluhan dan
memerlukan pengobatan.
Nilai normal :
Pria |
3,4 – 8,5 mg/dl (darah) |
Wanita |
2,8 – 7,3 mg/dl (darah) |
Anak |
2,5 – 5,5 mg/dl (darah) |
Lansia |
3,5 – 8,5 mg/dl (darah) |
Dewasa |
250 – 750 mg/24 jam (urin) |
Peningkatan kadar asam urat terjadi pada alkoholik, leukemia,
penyebaran kanker, diabetes mellitus berat, gagal ginjal, gagal jantung
kongestif, keracunan timah hitam, malnutrisi, latihan yang berat. Selain
itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan misalnya asetaminofen,
vitamin C,aspirin jangka panjang,diuretik.
Penurunan asam urat terjadi pada anemia kekurangan asam folat, luka
bakar, kehamilan, dan Iain-Iain. Obat-obat yang dapat menurunkan asam
urat adalah allopurinol, probenesid, dan Iain-Iain.
Kreatinin
Merupakan produk akhir metabolisme kreatin otot dan kreatin fosfat
(protein) diproduksi dalam hati. Ditemukan dalam otot rangka dan darah,
dibuang melalui urin. Peningkatan dalam serum tidak dipengaruhi oleh
asupan makanan dan cairan.
Nilai normal dalam darah :
Pria |
0,6 – 1,3 mg/dl |
Wanita |
0,5 – 0,9 mg/dl |
Anak |
0,4 -1,2 mg/dl |
Bayi |
0,7 -1,7 mg/dl |
Bayi baru lahir |
0,8 -1,4 mg/dl |
Peningkatan kreatinin dalam darah menunjukkan adanya penurunan fungsi
ginjal dan penyusutan massa otot rangka. Hal ini dapat terjadi pada
penderita gagal ginjal, kanker, konsumsi daging sapi tinggi, serangan
jantung. Obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar kreatinin nyaitu
vitamin C, antibiotik golongan sefalosporin,aminoglikosid, dan
Iain-Iain.
BUN (BLOOD UREA NITROGEN)
BUN adalah produk akhir dari metabolisme protein, dibuat oleh hati. Pada orang normal, ureum dikeluarkan melalui urin.
Nilai normal :
Dewasa |
5-25 mg/dl |
Anak |
5-20 mg/dl |
Bayi |
5-15 mg/dl |
Rasio nitrogen urea dan kreatinin = 12 :1 – 20 :1
Pemeriksaan Trigliserida
Merupakan senyawa asam lemak yang diproduksi dari karbohidrat dan
disimpan dalam bentuk lemak hewani. Trigliserida ini merupakan penyebab
utama penyakit penyumbatan arteri dibanding kolesterol.
Nilai normal :
Bayi |
5-4o mg/dl |
Anak |
10-135 mg/dl |
Dewasa muda |
s/dl50 mg/dl |
Tua (>50 tahun) |
s/d 190 mg/dl |
Penurunan kadartrigliserid serum dapatterjadi karena malnutrisi
protein, kongenital (kelainan sejak lahir). Obat-obatan yang dapat
menurunkan trigliserida yaitu asam askorbat (vitamin C), metformin
(obata anti diabetik oral).
Peningkatan kadar trigliserida terjadi pada hipertensi (penyakit
darah tinggi), sumbatan pembuluh darah otak,diabetes mellitus tak
terkontrol, diet tinggi karbohidrat, kehamilan. Dari golongan obat, yang
dapat meningkatkan trigliserida yakni pil KB terutama estrogen.
HDL (High Density Lipoprotein)
Merupakan salah satu dari 3 komponen lipoprotein (kombinasi protein
dan lemak), mengandung kadar protein tinggi, sedikit trigliserida dan
fosfolipid, mempunyai sifat umum protein dan terdapat dalam plasma
darah. HDL sering disebut juga lemak baik, yang dapat membantu
mengurangi penimbunan plak pada pembuluh darah.
Nilai normal :
Pria |
>55 mg/dl |
Wanita |
>65 mg/dl |
Nilai yang berisiko terhadap Penyakit Jantung Koroner (PJK) yaitu
Risiko tinggi |
<35 mg/dl |
Risiko sedang |
35 – 45 mg/dl |
Risiko rendah |
>6o mg/dl |
Peningkatan lipoprotein dapat dipengaruhi oleh obat aspirin, kontrasepsi, sulfonamide.
LDL (Low Density Lipoprotein)
Merupakan lipoprotein plasma yang mengandung sedikit trigliserida,
fosfolipid sedang, protein sedang, dan kolesterol tinggi. LDL mempunyai
peran utama sebagai pencetus terjadinya penyakit sumbatan pembuluh darah
yang mengarah ke serangan jantung, stroke, dan Iain-Iain.
Nilai normal : <150 mg/dl
risiko ringgi terjadi jantung koroner |
>16o mg/dl |
risiko sedang terjadi jantung koroner |
130 -159 mg/dl |
risiko rendah terjadi jantung koroner |
<130 mg/dl |
VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
Merupakan lipoprotein plasma yang mengandung trigliserida,
tinggi,fosfolipid,dan kolesterol sedang, serta protein rendah. Tergolong
lipoprotein yang punya andil besar dalam menyebabkan penyakit jantung
koroner.
Albumin
Albumin adalah protein yang larut air, membentuk lebih dari 50%
protein plasma, ditemukan hampir di setiap jaringan tubuh. Albumin
diproduksi di hati, dan berfungsi untuk mempertahankan tekanan koloid
osmotik darah sehingga tekanan cairan vaskular (cairan di dalam pembuluh
darah) dapat dipertahankan.
Nilai normal :
Dewasa |
3,8 – 5,1 gr/dl |
Anak |
4,0 – 5,8 gr/dl |
Bayi |
4,4 – 5,4 gr/dl |
Bayi baru lahir |
2,9 – 5,4 gr/dl |
Penurunan albumin mengakibatkan keluarnya cairan vascular (cairan
pembuluh darah) menuju jaringan sehingga terjadi oedema (bengkak).
Penurunan albumin bisa juga disebabkan oleh :
1. |
Berkurangnya sintesis (produksi) karena malnutrisi, radang menahun,
sindrom malabsorpsi, penyakit hati menahun, kelainan genetik. |
2. |
Peningkatan ekskresi (pengeluaran), karena luka bakar luas, penyakit usus, nefrotik sindrom (penyakit ginjal). |
NATRIUM (Na)
Natrium adaiah salah satu mineral yang banyak terdapat pada cairan
elektrolit ekstraseluler (di luar sel), mempunyai efek menahan air,
berfungsi untuk mempertahankan cairan dalam tubuh, mengaktifkan enzim,
sebagai konduksi impuls saraf.
Nilai normal dalam serum :
Dewasa |
135-145 mEq/L |
Anak |
135-145 mEq/L |
Bayi |
134-150 mEq/L |
Nilai normal dalam urin :
40 – 220 mEq/L/24 jam
Penurunan Na terjadi pada diare, muntah, cedera jaringan, bilas
lambung, diet rendah garam, gagal ginjal, luka bakar, penggunaan obat
diuretik (obat untuk darah tinggi yang fungsinya mengeluarkan air dalam
tubuh).
Peningkatan Na terjadi pada pasien diare, gangguan jantung krohis,
dehidrasi, asupan Na dari makanan tinggi,gagal hepatik (kegagalan fungsi
hati), dan penggunaan obat antibiotika, obat batuk, obat golongan
laksansia (obat pencahar).
Sumber garam Na yaitu: garam dapur, produk awetan (cornedbeef, ikan
kaleng, terasi, dan Iain-Iain.), keju,/.buah ceri, saus tomat, acar, dan
Iain-Iain.
KALIUM (K)
Kalium merupakan elektrolit tubuh yang terdapat pada cairan vaskuler
(pembuluh darah), 90% dikeluankan melalui urin, rata-rata 40 mEq/L atau
25 -120 mEq/24 jam wa laupun masukan kalium rendah.
Nilai normal :
Dewasa |
3,5 – 5,0 mEq/L |
Anak |
3,6 – 5,8 mEq/L |
Bayi |
3,6 – 5,8 mEq/L |
Peningkatan kalium (hiperkalemia) terjadi jika terdapat gangguan
ginjal, penggunaan obat terutama golongan sefalosporin, histamine,
epinefrin, dan Iain-Iain.
Penurunan kalium (hipokalemia) terjadi jika masukan kalium dari
makanan rendah, pengeluaran lewat urin meningkat, diare, muntah,
dehidrasi, luka pembedahan.
Makanan yang mengandung kalium yaitu buah-buahan, sari buah, kacang-kacangan, dan Iain-Iain.
KLORIDA (Cl)
Merupakan elektrolit bermuatan negatif, banyak terdapat pada cairan
ekstraseluler (di luar sel), tidak berada dalam serum, berperan penting
dalam keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan asam-basa dalam tubuh.
Klorida sebagian besar terikat dengan natrium membentuk NaCI (natrium
klorida).
Nilai normal :
Dewasa |
95-105 mEq/L |
Anak |
98-110 mEq/L |
Bayi |
95 -110 mEq/L |
Bayi baru lahir |
94-112 mEq/L |
Penurunan klorida dapat terjadi pada penderita muntah, bilas lambung,
diare, diet rendah garam, infeksi akut, luka bakar, terlalu banyak
keringat, gagal jantung kronis, penggunaan obatThiazid, diuretik, dan
Iain-lain.
Peningkatan klorida terjadi pada penderita dehidrasi,cedera kepala,
peningkatan natrium, gangguan ginjal,penggunaan obat kortison,
asetazolamid, dan Iain-Iain.
KALSIUM (Ca)
Merupakan elektrolit dalam serum, berperan dalam keseimbangan
elektrolit, pencegahan tetani, dan dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi
gangguan hormon tiroid dan paratiroid.
Nilai normal :
Dewasa |
9-11 mg/dl (di serum) ; <150 mg/24 jam (di urin & diet rendah Ca) ; 200 – 300 mg/24 jam (di urin & diet tinggi Ca) |
Anak |
9 -11,5 mg/dl |
Bayi |
10 -12 mg/dl |
Bayi baru lahir |
7,4 -14 mg/dl. |
Penurunan kalsium dapat terjadi pada kondisi malabsorpsi saluran
cerna, kekurangan asupan kalsium dan vitamin D, gagal ginjal kronis,
infeksi yang luas, luka bakar, radang pankreas, diare, pecandu alkohol,
kehamilan. Selain itu penurunan kalsium juga dapat dipicu oleh
penggunaan obat pencahar, obat maag, insulin, dan Iain-Iain.
Peningkatan kalsium terjadi karena adanya keganasan (kanker) pada
tulang, paru, payudara, kandung kemih, dan ginjal. Selain itu, kelebihan
vitamin D, adanya batu ginjal, olah raga berlebihan, dan Iain-Iain,
juga dapat memacu peningkatan kadar kalsium dalam tubuh.
PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH
Pemeriksaan terhadap kadar gula dalam darah vena pada saat pasien puasa
12 jam sebelum pemeriksaan (gula darah puasal nuchter) atau 2 jam
setelah makan (gula darah post prandial).
Nilai normal gula darah puasa :
Dewasa |
70 -110 mg/dl |
Anak |
60-100 mg/dl |
Bayi baru lahir |
30-80 mg/dl |
Tes Widal
Merupakan pemeriksaan untuk membantu menegakkan diagnosa thypus.Tes
ini menggunakan antigen Salmonella jenis O (somat/k) dan H {flagel)
untuk menentukan tinggi rendahnya titer antibodi. Titer antibodi pada
penderita thypus akan meningkat pada minggu ke II. Kemudian titer
antibodi O akan menurun setelah beberapa bulan, dan titer antibodi H
akan menetap sampai beberapa tahun.
Jika titer antibodi 0 meningkat segera setelah adanya demam,
menunjukkan adanya infeksi Salmonella strain O dan demikian pula untuk
strain H.
PEMERIKSAAN TORCH
Pemeriksaan untuk identifikasi adanya virus Toksoplasma Rubella,
Cytomegalovirus (CMV) dan herpes simplek pada ibu dan bayi baru lahir,
melalui sampel darah ibu. Pemeriksaan ini perlu dilakukan jika ada
riwayat sebelumnya atau dugaan infeksi kongen/tal (bawaan) pada bayi
baru lahir yang ditandai dengan hasil pemeriksaan imunoglobulin G pada
janin lebih tinggi dibanding pada ibu.
Toksoplasma gondii merupakan parasit yang hidup dalam usus hewan
piaraan rumah terutama anjing dan kucing. Selain itu, diduga parasit ini
juga terdapat pada tikus, merpati, ayam, sapi, kambing, dan kerbau,
sehingga mudah menular pada manusia. Jika parasit ini menginfeksi ibu
hamil, maka dapat menyebabkan infeksi pada
Nilai normal pemeriksaan TORCH pada lgG ibu hamil dan janin adalah negatif.
POSTAT SPESIFIK ANTIGEN (PSA)
PSA adalah glikoprotein dari jaringan prostat yang meningkat jika
terjadi hipertropi (pembesaran) dan meningkat lebih tinggi lagi pada
penderita kanker prostat.
Pemeriksaan PSA pada pasien kanker prostat ini berfungsi untuk
memonitor perkembangan sel kanker. Pemeriksaan ini lebih sensitif
daripada fosfatase prostat, namun pemeriksaan kombinasi keduanya akan
lebih akurat.
Nilai rujukan :
Tidak ada kelainan prostat |
0-4 ng/ml |
Pembesaran prostat jinak |
4 -19 ng/ml |
Kanker prostat |
10-20 ng/ml |
PEMERIKSAAN REDUKSI
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya glukosa dalam urin dengan
menggunakan reagen Benedict, Fehling, dan Iain-lain. Hasil dinyatakan
dengan :
Negatif |
jika warna tetap (tidak ada glukosa) |
Positif 1 (+) |
jika warna hijau kekuningan dan keruh (terdapat 0,5 -1% glukosa) |
Positif 2 (++) |
jika warna kuning keruh (terdapat 1 -1,5% glukosa) |
Positif 3 (+++) |
jika warna jingga seperti lumpur keruh (terdapat 2 – 3,5% glukosa) |
Positif 4 (++++) |
jika warna merah keruh (terdapat > 3,5% glukosa) |
Janin dan kecacatan fisik setelah lahir, dengan gejala retinitis,
hydrocephalus, microcephalus, dan Iain-Iain.Reduksi (+) dalam unn
menunjukkan adanya hiperglikemia (tingginya kadar gula dalam darah) di
atas 170mg%, karena nilai ambang batas ginjal untuk absorpsi glukosa
adalah 170 mg%. Jika hasii pemeriksaan reduksi (+) disertai
hiperglikemia maka menandakan adanya penyakit Diabetes Mellitus.
ANALISA SPERMA
Merupakan pemeriksaan dengan bahan sperma untuk melihat jumlah,
volume cairan, persentase sperma matang,pergerakan, dan Iain-Iain.
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan penyebab kemandulan pada pria.
Nilai normal pada pria dewasa :
Jumlah |
50-150 juta/ml |
Volume |
1,5-5,0 ml |
Bentuk |
75 % matang |
Mobilitas |
60 % bergerak aktif |
Penyimpangan dari niTai” normaf cff atas, Dfasanya terjadi pada
pasien vasektomi, kemandulan, pengobatan kanker, dan pengobatan yang
mengandung estrogen (hormon wanita).